Minggu, 19 April 2009

Google Open Social, menjadi pesaing facebook???


Pada tanggal 30 Oktober 2007 yang baru lalu, Google secara resmi meluncurkan sebuah standar pemrograman atau API (Application Programming Interface) yang diberi nama Google Open Social. Standar ini memungkinkan pengembang software untuk membangun aplikasi yang di host dan dapat mengakses atau memanfaatkan data pribadi anggota dari beberapa portal jejaring sosial yang bergabung dalam project ini, seperti Orkut, Salesforce, LinkedIn, Ning, Hi5, Plaxo, Friendster, Viadeo dan Oracle. Selain dapat mengakses data pribadi, standar pemrograman ini juga memungkinkan sebuah aplikasi memanfaatkan informasi tentang relasi antar satu individu dengan individu lainnya, bagaimana mereka saling kenal, kesamaan apa saja yang mereka miliki, minat dan selera masing - masing individu dan tentang aktivitas atau perkembangan lainnya yang terjadi yang relevan dengan profile individu - individu tersebut.

Google bukan yang pertama. Sebelumnya, portal jejaring sosial yang sedang naik daun, Facebook.com juga mengeluarkan apa yang disebut Facebook Platform. Standar pemrograman yang memungkinkan pengembang software untuk membangun aplikasi dengan mengakses data dan informasi dari individu - individu yang tergabung di dalam portal jaringan tersebut, atau yang mereka sebut sebagai Social Graph. Bedanya adalah, pengembang software harus menggunakan bahasa pemrograman yang khusus dikeluarkan oleh Facebook, dan aplikasi yang dihasilkan hanya dapat di host di Facebook. Sementara dengan Open Social, aplikasi yang dapat dibangung menggunakan javascript dan HTML ini dapat di host di berbagai portal yang turut berpartisipasi.

Apa yang ditawarkan oleh Facebook.com dengan platform developmentnya itu memang terbukti menarik minat banyak orang untuk mengunjungi dan berinteraksi di portal tersebut. Misalnya, bagaimana orang - orang menjadi antusias melihat siapa saja yang memiliki minat yang sama tentang suatu jenis atau judul film. Kemudian, dari informasi tentang "kesamaan" dan "ketidaksamaan" itu, mereka bisa kemudian menganalisa data pribadi - pribadi orang lain, dan seterusnya.

Semakin menarik membayangkan apa yang dapat dilakukan dalam sebuah portal jejaring sosial. Tak cuma sekedar berbagi kata dan cerita, kini bergabung dalam portal jejaring sosial juga berarti berinteraksi dan berkomunikasi secara lebih interaktif dengan rekan - rekan di manapun mereka berada. Tak heran, perang memperebutkan data diri dan dan data relasi antar individu kini menjadi sesuatu yang serius dan melibatkan para pebisnis online dan software raksasa.

Google sempat "kecolongan" dengan kesepakatan senilai 240 juta dolar Amerika yang dibuat antara Microsoft dan Facebook, yang menjadikan Microsoft sebagai pemegang hak beriklan di Facebook.com sekaligus memberikan kepemilikan portal jejaring sosial ini kepada konglomerat software itu sebesar 1,6%. Memang, Facebook saat ini dapat dikatakan menjadi the raising star dengan popularitas yang terus menjulang, dengan 73,5 juta unique visitor selama bulan September 2007, Facebook saat ini telah menjelma menjadi perusahaan bernilai 1,5 miliar dolar Amerika. Sebagai perusahaan dengan fokus iklan berbasis internet, Google tentu sangat menginginkan untuk dapat memiliki pula hak beriklan di Facebook yang diyakini dapat menjadi lahan subur bagi para pemasang iklan.

Kita lihat saja, apakah Google dengan para portal pendukung Open Social dapat menandingi Facebook yang didukung oleh Microsoft. Kita lihat juga bagaimana perang perebutan kue iklan di internet ini akan berkembang ke mana lagi setelah ini. Dan kita, sebagai individu - individu yang datanya sangat diinginkan oleh para pebisnis ini silakan saja menikmati berbagai fasilitas dan kegairahan ber-network ria melalui berbagai portal jejaring sosial.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar